tak tersisakah sedikitpun?
Tidakkah kau melihatnya?
Tlah kutinggalkan itu semua
Lalu kembali menapaki jalan itu
Dengan berjalan...kemudian berlari
Semakin cepat...Semakin bersemangat
Tak sabar ingin kembali merajut asa
Mengikuti suara hati selama ini
Tak lagi peduli dengan kenyamanan
ataupun panggung semu yang menyilaukan
Tapi sekembalinya...
ternyata semua tlah berubah...
Tak lagi ada senyuman itu
Tak lagi ada keramahan itu..
hanya sapa dingin dari buah kekecewaan
seakan mendepakku untuk melupakan semua..
semua hal yang pernah terukir
tak tersisa sedikitpun...
other blog of me: http://maydina.multiply.com
Tuesday, November 30, 2010
mampir
Kulewati lorong itu
tapi tak lagi kukenal atmosfernya
Kudatangi ruangan itu
tapi tak lagi ada keceriaan dan semangat
tak ada lagi sinar mata berbinar dan senyum hangat
Kubuka pintu itu
tapi... tak ada lagi energi itu terpancarkan
tak ada lagi pelangi mimpi
Semua telah berubah
dinding yang kokoh, mesin-mesin buatan manusia
menghiasi sudut-sudut ruangan itu..
kaku, dingin, dan tak bersahabat
Hanya denting jarum jam yang terdengar berdetak
apakah memang gubuk belajar itu yang kini tlah berubah
atau waktu kunjungku yang salah?
other blog of me: http://maydina.multiply.com
Kulewati lorong itu
tapi tak lagi kukenal atmosfernya
Kudatangi ruangan itu
tapi tak lagi ada keceriaan dan semangat
tak ada lagi sinar mata berbinar dan senyum hangat
Kubuka pintu itu
tapi... tak ada lagi energi itu terpancarkan
tak ada lagi pelangi mimpi
Semua telah berubah
dinding yang kokoh, mesin-mesin buatan manusia
menghiasi sudut-sudut ruangan itu..
kaku, dingin, dan tak bersahabat
Hanya denting jarum jam yang terdengar berdetak
apakah memang gubuk belajar itu yang kini tlah berubah
atau waktu kunjungku yang salah?
other blog of me: http://maydina.multiply.com
Monday, November 01, 2010
Etiskah?
Lautan emosi itu masih tampak jelas terlihat
raut kecewa itu masih terlihat
diam masih menyelimuti
jikalau kita berpapasan
Telah kuserahkan pada Tuhan
berharap untaian hati yang tlah kembali itu
tersampaikan dalam alam idemu
atau paling tidak dapat dirasa dalam frekuensi yang sama
Aku tlah kembali...Sungguh..aku tlah kembali
Lihat aku..aku sudah menyadari kekalahanku
egoku mengalah bukan untuk logika...
tapi rasa...
kau benar...dan aku salah...
Lihat aku...
Apakah harus kutinggalkan itu semua..
Agar engkau percaya apa yang kukatakan?
Lihat aku...
Tegakah engkau membiarkan mimpiku itu terkubur
hanya untuk membuktikan pada dirimu bahwa...
penilaianmu salah untuk hal yang kautakutkan selama ini?
Kalau kau menyuruhku mengubur mimpi itu...
Maaf...aku tak bisa..
Sebab aku tak ingin lagi menyesal untuk kedua kalinya...
Ini bukan main-main
Banyak semangat dan cinta di dalamnya...
Ini bukan main-main
bukan kancah panggung sandiwara...
Ini baru awal perjuangan..meski kau nilai sebaliknya...
sehingga kau tinggalkanku seketika
sembari meninggalkan jejak rapuh untukku
Dalam rapuh itu aku berpikir...
Mungkin lebih baik dahulu kita tak pernah bertemu..
Mungkin...
Tapi tiba-tiba secercah rasa menghampiriku..
Menyentuh kalbu..mendengungkan suara hati..
Membawaku kembali pada ke keagungan Sang Khalik...
Hingga pada akhirnya kusadari...
dan menerima kenyataan hati yang telah terbolak-balik
karena kekuasaan Sang Pemilik Hati ini...
setulus hati ingin kusampaikan
Terima kasih untuk semua...
Kutahu kau slalu menghindar kini..
Kutahu kau tak kan mau mendengar penjelasanku lagi
karena kau anggap hanya singgungan kata metafor semata...
Maka itu aku diam...
tapi kumohon..
jangan mengharapkanku berhenti untuk itu
Kali ini..berikanlah restumu...
Sampai kapanpun kau kan selalu kuingat..
Penghargaanku padamu
merupakan salah satu wujud rasa syukur dari anugerah Tuhan padaku...
Karena pernah mengenalmu..
dan belajar banyak darimu...
saat senang ataupun susah...
saat sedih ataupun sakit...
Aku pernah menjadikanmu salah seorang
yang berarti bagi hidupku...
Kakak onlineku...
other blog of me: http://maydina.multiply.com
Lautan emosi itu masih tampak jelas terlihat
raut kecewa itu masih terlihat
diam masih menyelimuti
jikalau kita berpapasan
Telah kuserahkan pada Tuhan
berharap untaian hati yang tlah kembali itu
tersampaikan dalam alam idemu
atau paling tidak dapat dirasa dalam frekuensi yang sama
Aku tlah kembali...Sungguh..aku tlah kembali
Lihat aku..aku sudah menyadari kekalahanku
egoku mengalah bukan untuk logika...
tapi rasa...
kau benar...dan aku salah...
Lihat aku...
Apakah harus kutinggalkan itu semua..
Agar engkau percaya apa yang kukatakan?
Lihat aku...
Tegakah engkau membiarkan mimpiku itu terkubur
hanya untuk membuktikan pada dirimu bahwa...
penilaianmu salah untuk hal yang kautakutkan selama ini?
Kalau kau menyuruhku mengubur mimpi itu...
Maaf...aku tak bisa..
Sebab aku tak ingin lagi menyesal untuk kedua kalinya...
Ini bukan main-main
Banyak semangat dan cinta di dalamnya...
Ini bukan main-main
bukan kancah panggung sandiwara...
Ini baru awal perjuangan..meski kau nilai sebaliknya...
sehingga kau tinggalkanku seketika
sembari meninggalkan jejak rapuh untukku
Dalam rapuh itu aku berpikir...
Mungkin lebih baik dahulu kita tak pernah bertemu..
Mungkin...
Tapi tiba-tiba secercah rasa menghampiriku..
Menyentuh kalbu..mendengungkan suara hati..
Membawaku kembali pada ke keagungan Sang Khalik...
Hingga pada akhirnya kusadari...
dan menerima kenyataan hati yang telah terbolak-balik
karena kekuasaan Sang Pemilik Hati ini...
setulus hati ingin kusampaikan
Terima kasih untuk semua...
Kutahu kau slalu menghindar kini..
Kutahu kau tak kan mau mendengar penjelasanku lagi
karena kau anggap hanya singgungan kata metafor semata...
Maka itu aku diam...
tapi kumohon..
jangan mengharapkanku berhenti untuk itu
Kali ini..berikanlah restumu...
Sampai kapanpun kau kan selalu kuingat..
Penghargaanku padamu
merupakan salah satu wujud rasa syukur dari anugerah Tuhan padaku...
Karena pernah mengenalmu..
dan belajar banyak darimu...
saat senang ataupun susah...
saat sedih ataupun sakit...
Aku pernah menjadikanmu salah seorang
yang berarti bagi hidupku...
Kakak onlineku...
other blog of me: http://maydina.multiply.com
Ya Allah...
karuniamu sungguh tak terhitung jumlahnya...
Ya Allah...
ku bersyukur bertemu dengan orang-orang yang memiliki cinta dan cita
Kau berikan anugerah orang-orang yang peduli padaku
Tapi terkadang tak kusadari itu...
Kau tuntun aku untuk memahami kalammu...
melalui tanda-tanda kekuasaanmu ataupun cinta mereka..
tapi kadang khilaf yang kulakukan...
Ya Allah...
Aku tak mampu membohongi diri...
Hati ini sangat ingin bertemu dan merajut kembali
silaturahmi...mudahkanlah Ya Allah...
Kau anugerahkan kontak batin kepada mereka itu
Benang itu memang tak terlihat secara kasat mata...
Ketika semua berubah...dan berusaha menganggap itu hanya masa lalu
Namun kenyataannya semakin kuat perasaan itu
Hati ini tak dapat mengingkari...
bahwa aku..sangat merindukan mereka..
mereka yang pernah menorehkan cinta dalam diriku
apapun itu bentuknya...
aku merindukan mereka
haruskah kukatakan itu pada mereka?
other blog of me: http://maydina.multiply.com
karuniamu sungguh tak terhitung jumlahnya...
Ya Allah...
ku bersyukur bertemu dengan orang-orang yang memiliki cinta dan cita
Kau berikan anugerah orang-orang yang peduli padaku
Tapi terkadang tak kusadari itu...
Kau tuntun aku untuk memahami kalammu...
melalui tanda-tanda kekuasaanmu ataupun cinta mereka..
tapi kadang khilaf yang kulakukan...
Ya Allah...
Aku tak mampu membohongi diri...
Hati ini sangat ingin bertemu dan merajut kembali
silaturahmi...mudahkanlah Ya Allah...
Kau anugerahkan kontak batin kepada mereka itu
Benang itu memang tak terlihat secara kasat mata...
Ketika semua berubah...dan berusaha menganggap itu hanya masa lalu
Namun kenyataannya semakin kuat perasaan itu
Hati ini tak dapat mengingkari...
bahwa aku..sangat merindukan mereka..
mereka yang pernah menorehkan cinta dalam diriku
apapun itu bentuknya...
aku merindukan mereka
haruskah kukatakan itu pada mereka?
other blog of me: http://maydina.multiply.com
Subscribe to:
Posts (Atom)